Tuesday, May 27, 2014

Dari Teman Hayalan

Assalamu’alaikum Nawra..
Apa kabarmu hari ini?
Sehatkah?
Sendukah?

Ah aku tau, kau pasti sedang tak henti-hentinya ketiban ucapan selamat ulang tahun bukan?
Aku tak melupakan itu kok!
Sebagai kembaran tercantik dan terimoed aku juga ikut ngantri hanya untuk ngucapin mu selamat (jangan marah, ini kenyataannya)

Baik..
Aku memulainya dari mana yah?
Em...
Aku masih gugup.
Aku belum pernah menulis surat sebelumnya, bagaimana ini.
Em.. ah... oke.
Aku mulai dari sini saja

Hening... nyanyian ilalang bersahutan, memecah tabir senja yang kerontang.
aku terkesiap, tatkala lonceng hati berdering 12x
teng...teng..teng...
teng...teng...teng...
teng...teng..teng...
teng...teng...teng...
tiba sudah penantian itu.

Aku melihat sosok bayangan memasuki raga yang lelap, membisikkan mantra-mantra tanpa lafadh Lalu ia tersenyum dan meninggalkan kertas putih dengan sebatang bolpoint. Kulirik benda itu lekat-lekat, namun aku kaget bukan main. Tatkala aku menemukan sesuatu di sana.

“Jangan pernah tersenyum padaku, bila engkau tak bisa tersenyum pada lainnya
Jangan pernah menangisiku, bila yang kau tangisi bukanlah seharusnya
Bungkam... sumpal semuanya.
Bungkam.. sumpal seluruhnya..
Ini bahagiamu, tapi tak pernah kau berbagi pada-Nya
Ini senangmu namun tak kau ungkap dengan-Nya
Jangan, jangan...
Butakan saja mulutmu...
Bungkamkan matamu...
Bisukan telingamu...
Tulikan saja lisanmu.
Aku tau, Aku Maha Tau.


No comments:

Tuesday, May 27, 2014

Dari Teman Hayalan

Assalamu’alaikum Nawra..
Apa kabarmu hari ini?
Sehatkah?
Sendukah?

Ah aku tau, kau pasti sedang tak henti-hentinya ketiban ucapan selamat ulang tahun bukan?
Aku tak melupakan itu kok!
Sebagai kembaran tercantik dan terimoed aku juga ikut ngantri hanya untuk ngucapin mu selamat (jangan marah, ini kenyataannya)

Baik..
Aku memulainya dari mana yah?
Em...
Aku masih gugup.
Aku belum pernah menulis surat sebelumnya, bagaimana ini.
Em.. ah... oke.
Aku mulai dari sini saja

Hening... nyanyian ilalang bersahutan, memecah tabir senja yang kerontang.
aku terkesiap, tatkala lonceng hati berdering 12x
teng...teng..teng...
teng...teng...teng...
teng...teng..teng...
teng...teng...teng...
tiba sudah penantian itu.

Aku melihat sosok bayangan memasuki raga yang lelap, membisikkan mantra-mantra tanpa lafadh Lalu ia tersenyum dan meninggalkan kertas putih dengan sebatang bolpoint. Kulirik benda itu lekat-lekat, namun aku kaget bukan main. Tatkala aku menemukan sesuatu di sana.

“Jangan pernah tersenyum padaku, bila engkau tak bisa tersenyum pada lainnya
Jangan pernah menangisiku, bila yang kau tangisi bukanlah seharusnya
Bungkam... sumpal semuanya.
Bungkam.. sumpal seluruhnya..
Ini bahagiamu, tapi tak pernah kau berbagi pada-Nya
Ini senangmu namun tak kau ungkap dengan-Nya
Jangan, jangan...
Butakan saja mulutmu...
Bungkamkan matamu...
Bisukan telingamu...
Tulikan saja lisanmu.
Aku tau, Aku Maha Tau.


No comments: