Siluet
jingga tersenyum pagi itu
Menyapa
setiap jengkal, lautan anak adam
Pantai Lhok Nga, Lampuuk, Ujong Batee, Ulee-Lheue menjadi sasaran empuk semua
kalangan
Anak-anak
berlarian dengan kaki telanjang di sepanjang pantai
Sedang
ayah-bunda hanya tersenyum di balik Jambo
yang mereka duduki
Pukul
08.00 wib
Langit
membawa titah sang Raja, dengan seonggok duka penuh cita.
Gempa
dengan kekuatan 9.5 SR telah meluluhlanttakkan tanah rencong sekejap mata.
10 menit berlalu…
Laut
mulai menyusut, pepasir pantai surut seolah ikut tertelan olehnya
Tak
lama kemudian…
Larutan
pekat nan gelap berubah sebongkah gunung raksasa
Siap
menelan ribuan masa dengan sekali hentakan.
Allahu
akbar…
Allahu
akabar…
Laa
ilaa ha illaallah…
Laa
ilaa ha illaallah…
Takbir
menggema di seluruh pelosok Nanggro Aceh Darussalam
Gulungan
ombak telah menyapu segalanya tanpa sisa
Kini,
daratan telah menjelma lautan porak-poranda
Bayi-bayi
tak berdosa tersangkut di rentetan puing-puing bebangunan
Ibu-ibu
terhanyut dengan buah hati dipangkuan
Kabel-kabel
terputus, tiang listrik ambruk, mobil dan truk remuk, hotel bertingkat, rumah
berlipat, rata seketika.
Allahu
akbar…
Tsunami
telah menelan bahagia generasi Aceh.
10
tahun berlalu…
Perih
dan luka lambat laun pun terobati
Dan
airmata yang dulu mengalir di rentetan sungai Krung Aceh, kini menguap sudah
Acehku
kini telah bangkit dan kembali menggenggam harapan penuh cita dan cinta.