Setelah magrib, setelah makan malam, sambilan
ngunyah bantal…
PING
(masih sabar) PING (mulai gigit kaki ranjang) PING PING PING… PONG PANG PENG..
PIANG…PIONG…PEOT… (apaan lagi) “Besok kita ECD gak masuk yah!” (muncul satu
bintang) “Eh, yang benar?” (jawab si anu) “Iya, tadi anak unit 4 masuk pak Er,
katanya besok (minggu) kita gak masuk!” (Nah, udah tumbuh bunga) “Masak sih
cing, gak pecaya deh”( Kali ini hati yang nyahut) “Ye…ye…la…la..la” baru
kemudian aku loncat-loncat kegaringan, agenda kuliah di hari nyuci nasional
segera didiskualifikasi dari daftar.
Satu
pesan masuk dari wakil direktur, ummi Dijah “Besok jam 07.00 harus segera
sampai di TPA”. Acara makan pudding jagung sama ayam keremes di rumah kak yusi harus dibatalkan sebelum terlanjur becek. (Gagal
gratisan)
***
Hari
H (bukan hari Z) pun tiba. Pukul 06.30, aku dengan jubah maha besar segera
meleset ke warung nasi, depan lorong, Jeulingke. Niatnya mau makan sepiring
sendiri sih, segera kuurung, karna aku harus ngambil nonmor antrian antrian
tempat duduk, sepanjang laju Channai Express di pilem india mereketehe.
“Bungkus
ya kak! Ucapku.”
“Pake
apa, dik?”
“yang
paling murah pake apa kak?”
“Pake
bungkusnya doang dek, gratis lagi”
(Jlep!!! Ah, kakak mukanya serius kali kok,
mau ngelayani apa mau ajak perang dunia ketiga, kakak…). Adegan sesat pun
segera menguap, seiring laju beat merah yang tersedat-sedat di sepanjang
Simpang Mesra, Jembatan Lamnyong, Simpang Galon, Jalan Inong Balee, menuju TPA
Al-Mukhayyarah, Darussalam.
Pukul
07.00 , motor-motor keluaran Jepang, Cina, Singapure, Thailand, Korea, Arab
Saudi, sudah berjejer satu-satu di sepanjang parkiran. Orangtua santri juga mulai
berdatangan, menenteng bekal untuk si buah hati sekalian buat ust-ummi (hehe). Di
pojok samping Mushalla, merangkap TPA sekaligus, dua orang ummi lagi menikmati
sesuatu. Kembali kutajamkan mata, memastikan kalau aku sendiri tak salah lihat.
Ternyata benar, mereka sedang menikmati sarapan pagi. Kikuk kikuk…
Yeyeyeye…
aku punya kawan. Segera mungkin bungkus nasi gurih ku keluarkan, mulai ambil
ancang-ancang sebelum penonton lebih banyak lagi bermunculan. Alhamdulillah,
suapan pertama meluncur bebas, melewati rongga mulut, kerongkongan, lambung,
sampai ke hati. Tiga, empat, lima ummi mulai ikut bergabung. Di sana sudah ada,
ummi Tutia, ummi Latipah, ummi Abidah, dan beberapa ummi baru (maaf ya mi,
bukan sombong, tapi lagi amnesia soalnya :’(
“Dik,
siap-siap untuk latihan yel-yel kembali sebelum berangkat ke Wahana Impian
Malaka.” Ummi Dijah mengingatkan. Aku mengangguk sambil berlalu setelah bungkus
nasi gurih mulus tak bersisa, juga setelah selfie-selfie-an bareng ummi badai. Satu, dua, tiga, empat, lima, ummi-ummi pun
mulai membubarkan arisan sarapan pagi.
***
“Kita adalah kelompok “Wardah” gak
kompak, ulang lagi. “Kita adalah kelompok “Wardah” “eh, salamnya mana?”
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh”. Tunggu-tunggu. “Acut, ulangi
dari SIAP GRAK, SETENGAH LANCANG KANAN GRAK” cepat mimpin kelompoknya. “Alah,
ummi nih!!!” “Acut, ayo nak, yang semangat yah.” “Ummi, malu mi. “Lah, kok
malu?” “Ummi aja PD, masak kalian mau dikalahin ummi sih. Kan yang anak TPA
kalian, bukan ummi”.(gak ada dalam text). “Ok..ok.. latihan kali ini sudah
cukup, eits, maksud ummi… sekali lagi sebelum kita naik mobil bareng-bareng.”
“Yahhhhhhhh…..” Dari kelompok yel-yel ummi Tutia, juga tambah heboh “Senangnya tuh di sini,
senangnya tuh di sini, senangnya tuh di sini, yeyeye… (Opps, lupa lirik).
Kelap
kelip camera dari tiap sudut, gak mau kalah exis, tetap ikut memeriahkan. Ceklap..ceklip…klickkk….
Pukul
08.00 kami berangkat. Aku dapat kloter anak santri wan. Di sana sudah duduk
manis ummi Tina, ummi Nora, Ummi Nisa, Ummi dan lain-lain, juga ada Ust Rian, Ust Ma’rif, Ust Igun, dan
ust-ust lain. Dari arah belakang muncul suara gitar, Jreng… jreng..jreng… “Yaa
Thaiba… yaa.. thaiba.. ya dhawal ‘ayaana…” GANTI LAGU “Nasaluuka…yaman huallah hulladzi…Ummi Susan
dan Ust Rahmad lalu memutuskan untuk duel maut. Setelah berdebat cukup panjang,
terpilihlah lagu“Ada apa denganmu?” sebagai rekor pecah musik pengantar mimpi
buruk dari dalam bus SCTV.
Tiba-tiba,
ada yang memulai “Kosong-kosong, kosong-kosong, kosong kosong saudara, kosong
apa, kosong apa, kosong apa, saudara?… (ini suara dari ummi-ummi). “Kosong
botol-kosong botol kosong botol saudara (Lanjut ust-ust) botol apa, botol apa,
botol apa, saudara.” “Botol limun, botol limun, botol limun, saudara (Jawab
ummi-ummi kece badai halilintar), nah ust kalang-kabut mau jawab limun apa kan,
gak nyambung *Khak-khak-khak? (ketawa sambil nyemburin api) :D
-_- |
Konser atau baca koran :D |
Ummi Susan Modus *Peace ^_^ |
No comments:
Post a Comment