Tuesday, March 17, 2015

Hadirkan Cinta Lewat Seulaweut

Apa yang engkau tahu tentang cinta? Jatuh dari mata, turun ke hati atau dibangun dari hati lalu turun ke mata. Cinta versi saya merupakan perasaan yang tak sengaja hadir lewat sebuah kekaguman, disaksikan oleh mata, dirasakan oleh jiwa, digenggam oleh akal dan diproklamirkan oleh hati. Ketika seseorang mencintai, maka biasanya lupa pada hal lain. Seperti lupa makan, lupa tidur bahkan lupa kalau dia sendiri masih bernyawa. Tak salah bila pepatah “Kalau cinta sudah melekat, tahi kucing terasa coklat”masih sangat popular di kalangan orang-orang yang menjadikan cinta segala-galanya, bahkan sampai sekarang. Tidak ada yang berani menyalahkan cinta, selama dia dialamatkan pada manusia yang tepat. Baik, sekilas gambaran tentang cinta sudah tau. Lalu, apa pula itu seulaweut? Seulaweut itu sendiri, berasal dari bahasa Aceh yang berarti shalawat.
Sebagaimana pepatah arab menyatakan :
 “Barang siapa yang mencintai sesuatu, pastilah ia mengingat/banyak menyebutnya”
Nah, sudah jelas bukan. Ketika seorang mencintai orang yang dicintainya, maka pastilah setiap sa’at orang itu tak lepas dari jangkauan ingatannya. Pagi, siang, malam, bahkan hingga pagi lagi, siang lagi dan malam lagi.
Aku mau makan… kuingat kamu, aku mau tidur… kuingat kamu, oh cinta…
Seterusnya,  aku mau, kau tak mau, aku kecewa, kau tertawa, aku makan hati dan kau pergi. Mogok makan, banting tipi, kunci kamar, minum baygon *loh. Begini kalau mencintai orang yang salah dengan cara yang salah pula.
Lalu, bagaimana ketika kita mampu menghadirkan cinta kepada Rasulullah saw. Sudah pasti, apapun kesibukan kita, sepadat apapun jadwal tayang kita, tak akan menjadikan semua itu suatu alasan terhambatnya langkah untuk  selalu mengagungkan namanya. Ketika kita berusaha untuk memudahkan keadaan dan bukan mempersulit, maka Allah swt juga akan memudahkan, pun begitu sebaliknya. Dengan begitu, walau tak langsung, kita sudah menghadirkan cinta yang sesungguhnya cinta. Bukan cinta sembarang cinta.

Rasulullah saw bersabda bersabda:
“Orang yg paling dekat denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat untukku (HR. Turmudzi).”
Jangan cuma giliran maulid Nabi saja kita berbondong memenuhi undangan makan gratis, giliran setelahnya kita lupa ingatan. Setidaknya membiasakan bershalawat, minimal 3x setiap setelah shalat fardhu adalah bukti usaha kita sebagai sang pencinta.
Kakak-kakak, adik-adik, abang-abang, kakek-nenek, saudara-saudara semua, baik tua maupun muda, baik berkaca mapun berlensa, ketahuilah, sesungguhnya orang yang membacakan shalawat kepada Nabi, mengajak bershalawat dan memperdengarkannya kepada orang lain, itu adalah ibadah dan berbonus pahala bagi yang ikhlas mengerjakannya.
Di sini, kita selaku rakyat Aceh yang baik dan beradab dengan penduduknya yang mayoritas muslim, patutlah bersyukur, sebab radio Seulaweut FM dengan frekuesi 91.00 FM ini menjadi radio Islamic pertama kali yang menayangkan program-program yang bersifat religius, seperti tayangan bacaan Al-matsurat sebagai zikir pagi-sore, kajian-kajian keislaman serta beberapa kupasan mengenai kisah seputar Rasulullah saw  yang sangat menginspirasi. Jadi, dari pada kita hanya duduk menghabiskan waktu berjam-jam di warung kopi, akses apa yang tidak seharusnya diakses, lebih baik, berdiam di rumah dan mendengarkan radio Seulaweut FM yang mengangkat tema “Nyaman di Hati, Membuka Cakrawala”. Selain hemat isi dompet, juga bisa berhemat diri untuk hal-hal yang tidak berguna. 
Tag Line of Radio Seulaweut 91.00 FM

Ketika kita membiasakan hal kecil namun bernilai positive, maka hal besar, dengan sendirinya akan terseret ikut di dalamnya.  

Wallaahu ‘alam bin shawab…

No comments:

Tuesday, March 17, 2015

Hadirkan Cinta Lewat Seulaweut

Apa yang engkau tahu tentang cinta? Jatuh dari mata, turun ke hati atau dibangun dari hati lalu turun ke mata. Cinta versi saya merupakan perasaan yang tak sengaja hadir lewat sebuah kekaguman, disaksikan oleh mata, dirasakan oleh jiwa, digenggam oleh akal dan diproklamirkan oleh hati. Ketika seseorang mencintai, maka biasanya lupa pada hal lain. Seperti lupa makan, lupa tidur bahkan lupa kalau dia sendiri masih bernyawa. Tak salah bila pepatah “Kalau cinta sudah melekat, tahi kucing terasa coklat”masih sangat popular di kalangan orang-orang yang menjadikan cinta segala-galanya, bahkan sampai sekarang. Tidak ada yang berani menyalahkan cinta, selama dia dialamatkan pada manusia yang tepat. Baik, sekilas gambaran tentang cinta sudah tau. Lalu, apa pula itu seulaweut? Seulaweut itu sendiri, berasal dari bahasa Aceh yang berarti shalawat.
Sebagaimana pepatah arab menyatakan :
 “Barang siapa yang mencintai sesuatu, pastilah ia mengingat/banyak menyebutnya”
Nah, sudah jelas bukan. Ketika seorang mencintai orang yang dicintainya, maka pastilah setiap sa’at orang itu tak lepas dari jangkauan ingatannya. Pagi, siang, malam, bahkan hingga pagi lagi, siang lagi dan malam lagi.
Aku mau makan… kuingat kamu, aku mau tidur… kuingat kamu, oh cinta…
Seterusnya,  aku mau, kau tak mau, aku kecewa, kau tertawa, aku makan hati dan kau pergi. Mogok makan, banting tipi, kunci kamar, minum baygon *loh. Begini kalau mencintai orang yang salah dengan cara yang salah pula.
Lalu, bagaimana ketika kita mampu menghadirkan cinta kepada Rasulullah saw. Sudah pasti, apapun kesibukan kita, sepadat apapun jadwal tayang kita, tak akan menjadikan semua itu suatu alasan terhambatnya langkah untuk  selalu mengagungkan namanya. Ketika kita berusaha untuk memudahkan keadaan dan bukan mempersulit, maka Allah swt juga akan memudahkan, pun begitu sebaliknya. Dengan begitu, walau tak langsung, kita sudah menghadirkan cinta yang sesungguhnya cinta. Bukan cinta sembarang cinta.

Rasulullah saw bersabda bersabda:
“Orang yg paling dekat denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat untukku (HR. Turmudzi).”
Jangan cuma giliran maulid Nabi saja kita berbondong memenuhi undangan makan gratis, giliran setelahnya kita lupa ingatan. Setidaknya membiasakan bershalawat, minimal 3x setiap setelah shalat fardhu adalah bukti usaha kita sebagai sang pencinta.
Kakak-kakak, adik-adik, abang-abang, kakek-nenek, saudara-saudara semua, baik tua maupun muda, baik berkaca mapun berlensa, ketahuilah, sesungguhnya orang yang membacakan shalawat kepada Nabi, mengajak bershalawat dan memperdengarkannya kepada orang lain, itu adalah ibadah dan berbonus pahala bagi yang ikhlas mengerjakannya.
Di sini, kita selaku rakyat Aceh yang baik dan beradab dengan penduduknya yang mayoritas muslim, patutlah bersyukur, sebab radio Seulaweut FM dengan frekuesi 91.00 FM ini menjadi radio Islamic pertama kali yang menayangkan program-program yang bersifat religius, seperti tayangan bacaan Al-matsurat sebagai zikir pagi-sore, kajian-kajian keislaman serta beberapa kupasan mengenai kisah seputar Rasulullah saw  yang sangat menginspirasi. Jadi, dari pada kita hanya duduk menghabiskan waktu berjam-jam di warung kopi, akses apa yang tidak seharusnya diakses, lebih baik, berdiam di rumah dan mendengarkan radio Seulaweut FM yang mengangkat tema “Nyaman di Hati, Membuka Cakrawala”. Selain hemat isi dompet, juga bisa berhemat diri untuk hal-hal yang tidak berguna. 
Tag Line of Radio Seulaweut 91.00 FM

Ketika kita membiasakan hal kecil namun bernilai positive, maka hal besar, dengan sendirinya akan terseret ikut di dalamnya.  

Wallaahu ‘alam bin shawab…

No comments: