Monday, July 28, 2014

Curhat Ramadhan Vs Lebaran I'ed

Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar...
Laa ila haillallaahu Allaahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamdu.
            Alhamdulillah, ramadhan sudah berlalu. Ada banyak cerita yang tak pernah terlupa di sana. Bahkan di sa’at-sa’at terakir perjumpaan dengan ramadhan, ada rasa kehilangan yang amat sangat menyayat. Mudah-mudahan Allah Swt. Mempertemukan lagi dengannya tahun depan. Amien...
***
            Aku menulis ini tepat setelah bersilaturrahmi ke rumah nenek, siang senin. Rasanya sangat hambar bila moment berharga seperti ini tidak diabadikan. Karna saya tak punya camera L-300 (baca: C-60) maka saya abadikan moment ini dalam sebuah tulisan. Apakah tulisan ini layak dikonsumsi  atau tidak, entahlah. Kalian yang akan menilai.
Bisa dibilang ramadhan kali ini, aku sangat beruntung. Sebab aku bisa melakukan apa saja yang tidak aku lakukan di tahun-tahun sebelumnya. “PUTRI TEBU” adalah gelar yang kusemat sendiri, bukan karna aku semanis tebu atau selangsing pucuknya. Tidak, itu sama sekali bohong. Tapi, aku menyebut putri tebu karna aku adalah anak perempuan si penjual tebu. Menarik bukan? Yah, aku tak pernah malu mengatakan sebenarnya. Sebab aku bangga dengan pekerjaan itu. selama masih halal dan tayyib mudah-mudahan Allah ridha. Setiap harinya aku selalu duduk menemani ayah menjual air tebu, walau terkadang mamak juga sering nangkring menggantikan posisiku. Tapi yang jelas, kalau aku tidak menjual air tebu hari itu bukan karna aku MALU, namun lebih tepatnya aku gantiin posisi mamak di dapur. Hehe...
Begitulah hari-hariku selama ramadhan, di samping itu, aku juga melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya. Seperti target di pohon ramadhan yang sudah aku tanam sejak awal bulan lalu. Alhamdulillah, sedikit banyak aku sudah memanen beberapa buah segar, meski masih ada beberapa yang kecut, lantaran aku masih sering lalai dan lupa.
Tepat malam minggu, akhirnya takbir itu pun memecah kesunyian malam. Sayangnya hanya sesa’at. Bahkan di sebagian pelosok desa, masih banyak yang melaksanakan shalat teraweh. Kebimbangan dan keraguan mulai mengguluti perasaan anak adam satu-satu, tak bisa dipungkiri, bahwa sebagian mereka mulai kecewa lantaran dapat informasi lebaran di tunda senin pagi. Begitu juga dengan kami sekeluarga. Aku, adik-adik juga kedua orangtuaku masih melaksanakan sahur pukul 04.00, yah, kami masih beranggapan bahwa lebaran benar-benar ditunda. Hingga sa’at shubuh keadaan kembali berubah.  Mamak memutar chanel entah dimana, lalu ia melihat rapat nisbat akan keputusan penetapan lebaran. Wal hasil, kami kembali tersenyum, sebab di daerah kami lebaran pun kembali dirayakan. Alhamdulillah...
Pagi-pagi buta, setelah shalat shubuh, kami meluncur ke sungai untuk membersihkan badan sekaligus niat mandi lebaran. Bukan karna musim kemarau panjang tiba, tapi lebih karna sumber air bersihnya meledak. Jadi kami memanfa’atkan sungai sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari. Sudah beberapa minggu lalu aku dan keluarga mandi alakadarnya. Bahkan tak jarang kami selalu menunda semua kegiatan yang bisa menguras banyak air  hingga 2-3 hari, namun untuk MAKAN itu NOMOR 1 :D
Pulang dari sungai, takbir pun kembali bergema. Setelah semua siap, kami sekeluarga berangkat ke masjid lebih cepat dari biasanya dan kami sekeluarga beruntung sebab mendapatkan shaff paling depan dan paling nyaman. Dari sepanjang tahun ini, ramadhan dan lebaran 2014 lah yang paling berkesan. Aku bisa berbagi, meski itu hanya sedikit...


No comments:

Monday, July 28, 2014

Curhat Ramadhan Vs Lebaran I'ed

Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar...
Laa ila haillallaahu Allaahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamdu.
            Alhamdulillah, ramadhan sudah berlalu. Ada banyak cerita yang tak pernah terlupa di sana. Bahkan di sa’at-sa’at terakir perjumpaan dengan ramadhan, ada rasa kehilangan yang amat sangat menyayat. Mudah-mudahan Allah Swt. Mempertemukan lagi dengannya tahun depan. Amien...
***
            Aku menulis ini tepat setelah bersilaturrahmi ke rumah nenek, siang senin. Rasanya sangat hambar bila moment berharga seperti ini tidak diabadikan. Karna saya tak punya camera L-300 (baca: C-60) maka saya abadikan moment ini dalam sebuah tulisan. Apakah tulisan ini layak dikonsumsi  atau tidak, entahlah. Kalian yang akan menilai.
Bisa dibilang ramadhan kali ini, aku sangat beruntung. Sebab aku bisa melakukan apa saja yang tidak aku lakukan di tahun-tahun sebelumnya. “PUTRI TEBU” adalah gelar yang kusemat sendiri, bukan karna aku semanis tebu atau selangsing pucuknya. Tidak, itu sama sekali bohong. Tapi, aku menyebut putri tebu karna aku adalah anak perempuan si penjual tebu. Menarik bukan? Yah, aku tak pernah malu mengatakan sebenarnya. Sebab aku bangga dengan pekerjaan itu. selama masih halal dan tayyib mudah-mudahan Allah ridha. Setiap harinya aku selalu duduk menemani ayah menjual air tebu, walau terkadang mamak juga sering nangkring menggantikan posisiku. Tapi yang jelas, kalau aku tidak menjual air tebu hari itu bukan karna aku MALU, namun lebih tepatnya aku gantiin posisi mamak di dapur. Hehe...
Begitulah hari-hariku selama ramadhan, di samping itu, aku juga melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya. Seperti target di pohon ramadhan yang sudah aku tanam sejak awal bulan lalu. Alhamdulillah, sedikit banyak aku sudah memanen beberapa buah segar, meski masih ada beberapa yang kecut, lantaran aku masih sering lalai dan lupa.
Tepat malam minggu, akhirnya takbir itu pun memecah kesunyian malam. Sayangnya hanya sesa’at. Bahkan di sebagian pelosok desa, masih banyak yang melaksanakan shalat teraweh. Kebimbangan dan keraguan mulai mengguluti perasaan anak adam satu-satu, tak bisa dipungkiri, bahwa sebagian mereka mulai kecewa lantaran dapat informasi lebaran di tunda senin pagi. Begitu juga dengan kami sekeluarga. Aku, adik-adik juga kedua orangtuaku masih melaksanakan sahur pukul 04.00, yah, kami masih beranggapan bahwa lebaran benar-benar ditunda. Hingga sa’at shubuh keadaan kembali berubah.  Mamak memutar chanel entah dimana, lalu ia melihat rapat nisbat akan keputusan penetapan lebaran. Wal hasil, kami kembali tersenyum, sebab di daerah kami lebaran pun kembali dirayakan. Alhamdulillah...
Pagi-pagi buta, setelah shalat shubuh, kami meluncur ke sungai untuk membersihkan badan sekaligus niat mandi lebaran. Bukan karna musim kemarau panjang tiba, tapi lebih karna sumber air bersihnya meledak. Jadi kami memanfa’atkan sungai sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari. Sudah beberapa minggu lalu aku dan keluarga mandi alakadarnya. Bahkan tak jarang kami selalu menunda semua kegiatan yang bisa menguras banyak air  hingga 2-3 hari, namun untuk MAKAN itu NOMOR 1 :D
Pulang dari sungai, takbir pun kembali bergema. Setelah semua siap, kami sekeluarga berangkat ke masjid lebih cepat dari biasanya dan kami sekeluarga beruntung sebab mendapatkan shaff paling depan dan paling nyaman. Dari sepanjang tahun ini, ramadhan dan lebaran 2014 lah yang paling berkesan. Aku bisa berbagi, meski itu hanya sedikit...


No comments: