Mulai terasa semakin
dekat
Kerentaan pun semakin
jelas terlihat
Sedang aku hanya duduk
manis menopangkan dagu
Kemana...
Kemanakah waktu itu beranjak
Aku hanya terdiam dalam kevakuman
Mengutuk diri sendiri
Apakah Engkau tau apa
yang aku pikirkan?
“YA” tapi aku “TIDAK.”
Lembaran kehidupanku
semakin kusam
Banyak coretan yang bernoda,
sedang aku tak ambil peduli
Engkau tawarkan madu sebagai obat
Tapi ku memilih tuba beracun...
Engkau
tawarkan kenikmatan yang sesungguhnya
Tapi
Surga dunia lebih menggiurkan
Ribuan mil kutempuh, namun
aku tak melirik-Mu
Kesibukan kian butakan
mata
Kini...
Aku
hanya menatap pasi potretku
potret
yang slama ini ku bangga
Terbujur
lemah di pembaringan...
Kaku,
diam, tak bernyawa...
Ketika
Nungkar-Nangkir menyapa
Aku
merintih seraya berkata
“TUHAN KEMBALIKAN AKU KE DUNIA, AKU AKAN BERTAUBAT!”
No comments:
Post a Comment