Saat
kedua kristal aswad merekah....
Aku
hanya mampu menangis dan menangis...
Dinding-dinding beku itu seolah ingin menelanku hidup-hidup
Aku
tersadar...
Kalau
aku tidaklah sendiri.
Kulihat seseorang diujung retina
Sedang tersenyum ke arahku.
Katanya,
aku boleh memanggilnya ibu
Sesaat
aku hanya bisa menikmati sentuhan-sentuhan hangatnya..
Membelai
lembut wajahku.
Aku
tak bergeming...
Saat
bibirnya mulai mengecup rona pipiku.
Hingga
aku bungkam dan berhenti terisak
Ibu...
Perasaan,
baru kemaren sore engkau menggendong dan menina bobokkan diriku
Namun
saat ku terjaga, aku justru menemukan
tubuhku telah bermetamorfosis menjadi tumbuh
semakin dewasa.
ibu...
bolehkah
aku meminta sesuatu padamu?
Tidak
bu...
Aku
tidak akan meminta lagi yang aneh-aneh
seperti dulu.
Yang
ku inginkan hanya satu.
“ Ibu, Izinkan aku membahagiakanmu.
Sebelum raga ini melepuh , kembali kepada Sang Pencipta”.
Little Nawra |
No comments:
Post a Comment