Jiwaku terkikis bersama lamunan
Terbawa oleh hempasan ombak asmara
Terbawa oleh hempasan ombak asmara
Jiwaku terdampar di sebuah lorong waktu tak bertuan.
Gelap mengisi kekosongan.
Engkau hadir tertatih-tatih
Di antara tumpuan 2 cinta siang dan malam
Di antara samudra 2 musim yang berlainan
Diam-diam…
Aku hanya bisa tersenyum menelan pahitnya empedu
Siang memang indah…
Mentari keemasan terlihat memukau di perempatan antariksa
Engkau terus membelainya dengan sejuta keindahan…
Sedang aku…
Aku tak lebih dari seburat lingkar keperakan
Di sana…
Aku hanya mampu menatap pasi potret diri
Menanti dambaan kasih, bersisakan hayalan buta
Walau terbilah jasad, menusuk raga
No comments:
Post a Comment